Halaman

Selasa, 13 Desember 2011

Mendeteksi Obyek di Dalam Air


Ambruknya jembatan gantung Kartanegara di Sungai Mahaham, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, mendorong banyak pihak turun ke lapangan untuk mencari penyebab musibah itu. Berbagai alat survei pun dikerahkan untuk meneliti kondisi jembatan pascabencana itu, termasuk menyelidiki bagian konstruksi yang tenggelam di sungai tersebut.

Jembatan gantung atau suspensi dalam skala besar di Indonesia ada di Sungai Mamberamo di Provinsi Papua yang bentang tengahnya 235 meter, Sungai Mahakam (270 meter), dan Sungai Barito di Kalimantan Selatan (230 meter).

Ketika terjadi kegagalan teknologi, berbagai upaya penyelidikan dan evakuasi korban pun dilakukan. Penanganan investigasi kasus ambruknya jembatan dalam kaitan dengan audit teknologi, diakui Kepala Pusat Audit Teknologi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Arya Rezavidi, merupakan hal yang pertama ditangani.

Audit investigasi pada jembatan yang pernah dilakukan Pusat Audit Teknologi BPPT adalah penyelidikan penyebab terbakarnya Jembatan Ampera di Palembang, Sumatera Selatan, tahun 2010.

Kasus Jembatan Kartanegara jelas jauh lebih rumit karena menyangkut kerusakan sebagian besar struktur. Karena itu, penelitian akan dilakukan pada semua komponen pada jembatan tersebut, termasuk struktur yang tenggelam di dasar sungai.

Lepasnya badan jalan yang tergantung kawat kabel pada bagian tengah jembatan mengakibatkan tidak hanya menenggelamkan struktur itu, tetapi juga kendaraan dan pengendara yang saat kejadian melintas di atasnya.

Belum dapat diketahui jumlah pasti kendaraan yang tenggelam dan korban jiwa di dasar sungai. Tim penyelam dari Badan SAR Nasional (Basarnas) dan Polri yang dikerahkan ke lokasi, Selasa (29/11), belum dapat mengetahui keberadaan korban yang terpendam di dasar sungai.

Visualisasi di dasar sungai yang berkedalaman 30-40 meter terhambat oleh tingginya tingkat kekeruhan air sungai yang berwarna kecoklatan itu. Saat ini, arus sungai itu juga tergolong deras yang mencapai sekitar 1 meter per detik.

Selain itu, tim dari Balai Teknologi Survei Kelautan (Teksurla) BPPT juga akan melakukan survei dasar sungai di bawah jembatan yang kolaps tersebut.

Tujuan dari survei kelautan itu untuk mengetahui kondisi struktur jembatan di bawah sungai dan menemukan lokasi kendaraan yang tenggelam hingga kemungkinan mengevakuasi kendaraan tersebut. Selanjutnya menentukan jalur yang aman dilalui pascaambruknya jembatan itu.

Survei akan dilakukan di bagian selatan dan utara jembatan. Saat ini belum memungkinkan survei dasar sungai tepat di bawah jembatan karena ada bagian lain yang berpotensi runtuh.

Alat survei

Survei menggunakan side scan sonar dan multibeam reson hydrobat yang akan dipasang pada perahu. ”Selain itu dipasang pula alat pendukung, yaitu GPS (global positioning system ), untuk membantu navigasi dan penentu koordinat,” kata Wahyu Pandoe dari Balai Teksurla BPPT, sebagai anggota tim investigasi itu.

Wujud side scan sonar ini seperti torpedo yang panjangnya sekitar 1,5 meter dan berdiameter 20 sentimeter. Di bagian bawah tabung pemindai itu terpasang sumber sonar.

Sonar ini bekerja seperti alat fotokopi, yang bergerak memindai obyek. Untuk itu, tabung sonar ini akan ditarik oleh kapal dalam pengoperasiannya. Kecepatan gerak kapal hingga 3 knot.

Side scan sonar memiliki frekuensi rendah (200-245 kilohertz) dan frekuensi tinggi (500-525 kilohertz). Alat ini dapat dioperasikan untuk mendeteksi hingga kedalaman 2.000 meter. Untuk frekuensi rendah bisa mendeteksi benda ukuran minimal 2,5 meter dengan wilayah pantauan 200 meter persegi. Adapun untuk frekuensi tinggi bisa memantau benda ukuran 0,5 meter dengan wilayah pantauan 100 meter.

Selain itu, di lunas kapal dipasang multibeam reson hydrobat berfrekuensi 160 khz. Maksimum liputannya 200 meter. Disebut multibeam karena alat ini memiliki 112 sumber gelombang suara sehingga obyek yang terdeteksi dapat lebih detail.

Untuk menangkap obyek yang terdeteksi, selain alat pemancar berkas gelombang, alat itu juga terpasang sistem penerima gelombang pantul dari obyek yang ”ditembak”.

Hasilnya data obyek yang tertangkap lalu ditampilkan pada layar monitor yang terpasang di kapal. Data yang ditampilkan berupa citra tiga dimensi.

Namun, Wahyu memperkirakan citra yang diterima akan kurang jelas karena tingginya tingkat kekeruhan air sungai itu.

”Alat ini dioperasikan pada malam hari setelah aktivitas pencarian manual oleh pasukan katak selesai,” kata Wahyu.

Teknik survei kelautan itu selama ini digunakan untuk kegiatan survei batimetri, geologi, dan mencari obyek kapal tenggelam serta survei pemantauan pipa atau kabel bawah laut. (Kompas, 30 November 2011/ humasristek)

Pembangkit Listrik Gelombang Laut BioWave Siap Uji Coba di Australia

Indonesia yang dikelilingi oleh lautan bisa mencoba mengembangkan teknologi yang serupa dengan bioWave, sebuah pembangkit listrik gelombang laut yang dikembangkan oleh satu perusahaan di Australia, agar ketersediaan energi listrik di seluruh pulau tercukupi.
BioWave ini hanya memanfaatkan energi gelombang laut dengan menyerapnya menggunakan pelampung dan mengalirkannya menuju generator untuk menghasilkan listrik dengan bantuan pompa hidrolik yang dikenal sebagai O-Drive.

Sebuah pondasi segitiga ditanam di dasar laut untuk mengikat sistem pembangkit listrik tersebut tetap berada di posisinya. Jika terjadi badai atau gelombang besar, maka pembangkit tersebut segera merunduk rata di dasar untuk menghindari kerusakan.

Saat ini prototip berkapasitas 250 kiloWatt siap beroperasi pada kedalaman 30 meter, sedangkan skala komersial berkapasitas 1 MW beroperasi pada laut yang lebih dalam, berkisar 40-45 meter. Untuk membangkitkan daya sebesar itu, masing-masing pembangkit akan menggerakkan 4 buah O-Drive.

Untuk mendapatkan energi listrik yang lebih besar, maka beberapa BioWave bisa ditempatkan di satu area laut tertentu sebagai sebuah ladang pembangkit listrik gelombang laut dengan kedalaman dan gelombang yang ideal. (planethijau.com/ humasristek)

Selasa, 16 Agustus 2011

Hebat!! Militer Inggris Rancang Tank Siluman Tidak Terlihat

LONDON (Berita SuaraMedia) - Perang di masa depan bakal makin menantang. Tak hanya senjata yang makin mematikan, perkembangan teknologi militer membuat apa yang dulu dianggap tak mungkin, jadi nyata.

Tank lapis baja dan pesawat tembus pandang, bahkan mungkin tentara tak kasat mata, segera dikirim ke medan perang.

Perusahaan senjata Inggris, BAE System saat ini sedang mengembangkan kendaraan perang dengan menggunakan teknologi khusus yang disebut "e-camouflage" yang akan menyebarkan semacam 'tinta elektronik' untuk membuatnya tak terlihat.

Bagaimana cara kerjanya? Seperti diberitakan Telegraph, Rabu 19 Januari 2011, sensor elektronik canggih yang dilekatkan pada lambung tank akan memproyeksikan gambar dari lingkungan sekitar di bagian luar kendaraan.

Kamuflase elektronik ini memungkinkan kendaraan perang menyatu dengan lingkungan sekitar, seperti cumi-cumi yang menggunakan tintanya sebagai kedok.

Tak seperti kamuflase konvensional, gambar pada lambung akan menyesuaikan dengan lingkungan yang berubah, menjamin bahwa kendaraan selalu dalam kondisi menyamar.

Hingga kini, ide semacam ini memang masih sebatas sains fiksi. Namun ilmuwan BAE System meyakini teknologi ini segera menjadi nyata

BAE System bekerja sama dengan perusahaan Swedia yang tidak disebutkan namanya yang menciptakan  teknologi serupa ke layar e-ink di pembaca buku digital seperti Amazon Kindle dan Sony Reader.

Teknologi ini akan diujicobakan di tank CV90. “Tapi tak hanya itu, kami juga akan mencobanya di pesawat terbang,” kata Mike Sweeney, juru bicara perusahaan tersebut.

BAE mengharapkan teknologi baru ini akan bisa digunakan digunakan di medan perang di selatan Afghanistan dan lokasi konflik di masa depan, setidaknya lima tahun mendatang.

Prototipe kendaraan ini akan dibuat dalam waktu empat tahun dan akan menjalani eksperimen operasional pada 2013.

Tank tembus pandang ini relatif ringan yakin memiliki berat 30 ton, berbahan bakar listrik. Meski demikian ia tak tak kalah tangguh dari tank lain yang saat ini berada di garis depan pertempuran.

Bentuknya yang lebih kecil juga untuk penghematan bahan bakar. Bandingkan dengan tank yang digunakan Inggris saat ini, Challenger 2, beratnya 62,5 ton, dan dijalankan dengan mesin diesel 1.200 hp V12.

Menciptakan kendaraan yang tak tergantung bahan bakar punya arti penting. Selain mahal, saat ini,  bahan bakar yang digunakan oleh pasukan NATO dibawa ke medan perang dengan cara konvoi melalui jalanan yang sering jadi sasaran militan.

Konsep kendaraan tembus pandang dikembangkan sebagai bagian dari program Future Protected Vehicle, yang diyakini akan mengubah cara berperang di masa depan.

Program ini terdiri dari tujuh kendaraan militer berbeda, berawak atau tanpa awak, yang dilengkapi senjata, baik mematikan maupun tak mematikan.

Kendaraan tak berawak atau robot medan perang ditujukan untuk melakukan misi berbahaya di daerah musuh, membersihkan ladang ranjau, menyelamatkan tentara yang terluka di tengah peperangan.

Para ilmuwan juga sedang mengembangkan integrasi biometrik dengan algoritma canggih yang berguna mendeteksi potensi ancaman dari pembom bunuh diri dengan menganalisa perilaku yang mencurigakan dalam kelompok atau perorangan.

Pemindai elektronik akan mencari perilaku yang mencurigakan, pakaian yang tidak pantas, atau individu pada daftar. Caranya, melalui identifikasi wajah atau iris mata. (ar/vs/inl/tmp) www.suaramedia.com

Celana Panel Solar, Dengan Ini Teror Low Batt Tak Lagi Berarti

SEOUL (Berita SuaraMedia) - Jika menggunakan baju besutan desainer Korea ini, pengguna ponsel pasti tidak akan khawatir akan 'teror' low battery.

Pasalnya baju ini bisa menge-charge ponsel di mana saja, kapan saja.

Semua ini berkat celana yang dilengkapi lempengan penangkap cahaya matahari menjadi energi (solar power).

Solar power ini cukup untuk membantu pengguna perangkat ponsel atau MP3 player dalam mengisi ulang daya.

Diberitakan Korea Times, lini pakaian yang didesain ramah lingkungan ini bernama Go Collection.

Tidak hanya celana jenis cargo yang memiliki solar power, tapi juga jaket, rompi dan jenis pakaian lainnya.

Solar power yang cukup berguna itu disematkan pada celana cargo Go Urban pada kedua sisi kantong yang ada.

Panel solar power itu dilengkapi juga dengan USB Ports yang bisa dikoneksikan dengan perangkat.

Panel ini secara otomatis mengubah panas matahari menjadi energi listrik, yang kemudian dapat disimpan ke dalam perangkat elektronik untuk memberikan energi operasional.

Saking canggihnya, tidak heran jika kemudian celana itu dibandrol cukup mahal, sekira USD920, sedangkan jaket solar power dihargai USD1,260. (ar/ok/lp) www.suaramedia.com

Warrior-X, Perangkat Pendeteksi Sniper Canggih Buatan Inggris

LONDON (Berita SuaraMedia) - Inggris saat ini tengah menguji sebuah senjata revolusioner yang dapat melacak lokasi penembak jitu pasukan musuh dengan cepat dan akurat dari jarak 1.000 yards atau sekitar 900 m.

Seperti diberitakan DailyMail, perangkat kecil ini sudah dikembangkan oleh ilmuwan yang bekerja pada lab rahasia Defence Science and Technology Laboratory di Wiltshire, Inggris.

Perangkat bernama Boomerang Warrior-X itu mampu mendeteksi lokasi penembak jitu dengan cepat, sehingga pasukan Inggris akan bisa menyerang balik penembak jitu tadi.

Detektor ini menggunakan teknologi pemrosesan akustik yang canggih untuk mengevaluasi posisi musuh dengan menentukan koordinat target pada sebuah sebuah layar kecil sebagai indikatornya.

Alat baru berteknologi tinggi ini berbentuk persegi, dengan ukuran 4 inci dan berat 0,3 kg. Alat itu dipakai di lengan prajurit dan terhubung ke sebuah sensor bahu dengan titik-titik lokasi.

Warrior-X yang dilengkapi dengan prosesor yang memiliki detektor paling canggih di pasaran.

Detektor itu telah juga dimodifikasi oleh ilmuwan militer AS untuk digunakan di Irak.

Saat musuh menembak, maka sistem akustik akan mengetahui arah tembakan musuh, dan display alat itu akan menunjukkan indikator panah yang memperlihatkan lokasi musuh.

Teknologi ini juga menggunakan sebuah software yang mampu menyediakan update secara berkala atas lokasi musuh, bahkan saat musuh sudah bergerak karena merasa tersudut.

Tak hanya itu, Warrior-X juga bisa terhubung dengan sistem senjata Joint Tactical Air Controllers untuk memberikan lokasi musuh yang tepat kepada pilot pesawat tempur yang hendak melakukan serangan udara.

Senjata yang secara resmi dikenal dengan nama Compact Soldier Worn Shooter-Detector System itu, tiap unitnya dijual seharga 10 ribu poundsterling atau sekitar Rp 140 juta.

Pasukan Inggris telah memesan 1.000 unit Warrior-X untuk digunakan di Provinsi Helmand Afganistan. Bila alat in terbukti membantu, Inggris akan melengkapi lebih banyak lagi pasukannya dengan gadget ini.

"Alat ini sedikit banyak bisa membantu pasukan untuk lebih menjaga keselamatan mereka. Model awal yang lebih besar dari alat ini telah digunakan oleh pasukan AS di Irak, juga di Afganistan. Namun, ini pertama bagi Inggris dan bisa dipandang sebagai alat yang revolusioner," ujar sumber senior militer Inggris. (ar/vs/mi) www.suaramedia.com

Senin, 15 Agustus 2011

Electronic Railgun, Senjata Penghancur Terdahsyat Buatan AS

WASHINGTON (Berita SuaraMedia) - Senjata pelontar proyektil tanpa menggunakan ledakan mesiu sudah cukup lama menghiasi kisah-kisah fiksi bernuansa sains.

Sudah lama pula kalangan ilmuwan melakukan penelitian, dan kurang dari dua dekade senjata futuristik itu akan terwujud nyata di medan perang.

Angkatan Laut Amerika Serikat baru-baru ini mempertontonkan senjata baru yang telah mereka kembangkan sejak beberapa tahun terakhir, yaitu electronic railgun. 

Uniknya, senjata ini tak mengandalkan ledakan untuk menembakkan proyektil peluru, melainkan memanfaatkan arus elektromagnetik untuk mengakselerasi sebuah peluru non-eksplosif. 

Electronic railgun menawarkan kecepatan yang tidak bisa dicapai oleh senjata-senjata konvensional, dengan kecepatan yang berkali-kali lipat dari kecepatan suara.

Proyektil peluru konduktif dari senjata ini ditembakkan sepanjang rel yang dialiri listrik dan melesat dari larasnya dengan kecepatan Mach 7 atau sekitar 8.575 km per jam.

Dengan kecepatan itu, senjata ini bisa menjangkau target sejauh 100 mil (160 km) atau lebih hanya dalam hitungan menit. 

Berkat bantuan sistem pemandu GPS, senjata ini bisa dibuat untuk lebih akurat. Angkatan Laut berharap, senjata bisa tetap akurat walau digunakan untuk menghancurkan target yang jauhnya 200 mil atau sekitar 321,8 km.

Namun, karena proyektil senjata tidak memiliki sesuatu yang bisa meledak, senjata ini mengandalkan energi kinetik sebagai unsur perusak.

"Senjata ini meledak secara radial, namun sulit untuk mengkuantifikasi ledakannya," ujar Roger Ellis, Manajer Program Electromagnetic Railgun, Naval Research, diberitakan FoxNews.

Senjata ini mampu menghasilkan energi sebesar 33 megajoule, atau tiga kali lebih besar dari rekor senjata railgun yang sebelumnya juga dicetak oleh Angkatan Laut pada 2008.

Bila dianalogikan, energi sebesar 1 megajoule setara dengan kendaraan seberat 1 ton yang bergerak dengan kecepatan sebesar 160 km per jam. Kemudian tinggal dikalikan dengan 33 maka, kira-kira sebesar itulah energi yang dihasilkan oleh senjata ini.  Benar-benar senjata yang mengerikan.

Menurut Chief of Naval Research, Rear Admiral (Laksamana Muda) Nevin P. Carr, Jr, teknologi ini adalah teknologi yang disruptif (merusak tatanan yang ada). Sebab, senjata ini tak hanya bisa dilengkapi dengan bahan peledak, namun juga bisa digunakan untuk meledakkan bahan peledak yang dimiliki musuh.

Sejak awal pengembangan program ini pada 2005 Angkatan Laut AS telah menginvestasikan dana sebesar US$ 211 juta. Baik Ellis dan Carr menargetkan senjata railgun ini bisa siap digunakan pada kapal Angkatan Laut AS pada tahun 2025. (ar/vs/abp) www.suaramedia.com

 

Minggu, 14 Agustus 2011

Edan, 1 Gram Bakteri E.coli Mampu Simpan Data Hingga 900 Tera Byte

HONG KONG (Berita SuaraMedia) - Para peneliti asal Hong Kong telah menemukan cara untuk menyimpan data di dalam DNA bakteri.

Ternyata, bakteri yang digunakan sebagai sampel, bakteri E. coli mampu menyimpan hingga 900 ribu gigabyte atau 900 terabyte data.

Dalam uji coba awal, seperti diberitakan i09, peneliti meng-encode sebuah pesan singkat ke dalam sebuah vektor bersama dengan dua pengulangan yang dibalik.

Kemudian, peneliti mendesain sebuah primer yang menarget pesan yang sudah di-encode baik dalam orientasi normal ataupun dalam orientasi tambahan yakni yang sudah dibalik.

Kedua set primer tersebut bisa digunakan untuk meng-generate produk PCR (Polymerase Chain Reaction).

Ini mengindikasikan bahwa pesan ter-encode hadir di pesan yang sudah direkombinasi dan di dalam bentuk normal. Hasil ujicoba pengulangan juga mengonfirmasikan akurasi produk PCR yang bersangkutan.

Peluang dari penggunaan bioteknologi ini sendiri sangat luar biasa.

Peneliti menemukan, satu gram sek bakteri E. coli mampu menyimpan hingga 900 ribu gigabyte atau 900 terabyte data.

Artinya, bakteri mampu menyimpan hampir 500 kali lipat lebih banyak dibandingkan harddisk terbesar saat ini.

Sebagai contoh, harddisk komputer desktop berkapasitas 1,5 terabyte saat ini umumnya memiliki bobot seberat 1 kilogram. Jika harddisk itu terbuat dari bakteri, maka kapasitasnya menjadi 900 petabyte.

Lalu, apakah menggunakan bakteri E. coli untuk menyimpan data tidak berpotensi menimbulkan penyakit?

Tak perlu khawatir. Peneliti sudah menemukan rangkaian non-virulent dari bakteri tersebut. Bakteri E. coli yang digunakan sudah didesain sedemikian rupa sehingga hanya berfungsi menyimpan data di DNA dan melakukan reproduksi, dan DNA yang digunakan tidak meng-encode protein yang berpotensi berbahaya. (ar/vs2) www.suaramedia.com

Sabtu, 13 Agustus 2011

Zohal, Piring Terbang Pertama di Dunia Buatan Iran

TEHERAN (Berita SuaraMedia) - Setelah tahun lalu Iran mengumumkan keberhasilan mereka mengirim tikus, kura-kura dan cacing ke luar angkasa, kali ini ilmuwan Iran mengklaim telah berhasil menciptakan sebuah piring terbang yang mirip UFO.

Ilmuwan Iran mengklaim menciptakan piring terbang pertama di dunia, meskipun belum jelas seberapa tinggi objek itu mampu terbang,

Piring terbang bernama Zohal yang berarti Saturnus itu merupakan pesawat ruang angkasa tak berawak yang dirancang untuk pencitraan udara.

Meski piring terbang yang diberi nama Zohal ini belum diketahui daya jelajah dan ketinggian terbangnya namun dari sumber yang dapat dipercaya, Zohal telah digunakan untuk pencitraan udara dan diklasifikasikan sebagai pesawat ruang angkasa tak berawak.

Berdasarkan keterangan Daily Mail, objek itu bisa dimanfaatkan untuk berbagai misi yang tidak disebutkan terperinci.

Kantor media Fars menggambarkan piring terbang itu mirip UFO di film Hollywood pada1950-an.

"Alat transportasi yang mudah diluncurkan dan terbang, sedikit bunyi dan memiliki keuntungan yang sama dengan pesawat lain," demikian kutipan dari ISNA (Iran’s Student’s News Agency).

Pesawat 'UFO' tersebut dilengkapi autopilot, pengatur stabilitas gambar, GPS dan alat perekam kualitas HD. Program luar angkasa Iran yang ambisius tampaknya menjadi peringatan bagi dunia Barat, karena pada waktu yang sama, teknologi misil yang digunakan untuk program luar angkasa sama dengan teknologi membangun rudal balistik antarbenua.

Tampaknya riset Iran tentang teknologi ruang angkasa ini, selaras dengan cita-cita untuk mengirim manusia ke antariksa pada tahun 2020. Berhasilkah ? kita tunggu saja.(ar/inl/ca) www.suaramedia.com

Sphelar Cells, Tinggal Tempel Untuk Mendapatkan Energi Listrik

JEPANG (Berita SuaraMedia) - Panel surya yang banyak digunakan saat ini akan menjadi masa lalu yang tradisional. Sebuah perusahaan Jepang kini berhasil mengembangkan teknologi pembuatan sel surya yang bar.

Sphelar cells adalah sebuah panel surya dengan disain transparan sehingga tidak akan menghalangi sinar matahari yang akan masuk bila ditempelkan di jendela anda.

Selain transparan, panel surya ini juga bersifat fleksibel sehingga bisa kita letakkan tidak hanya di jendela dengan kaca yang rata (flat) tetapi juga di kaca jendela melengkung.

Satu keuntungan tambahan bila panel surya ini fleksibel adalah dapat menyerap sinar matahari lebih optimal bila dibentuk melengkung.

Sphelar Cells yang dibuat oleh Kyosemi Corporation hanya mempunyai ketebalan 1,8 mm dimana artinya kita akan lebih leluasa untuk menempelkan Sphelar Cells dimanapun.

Bukan hanya bisa diaplikasikan di jendela atau atap rumah tetapi hal lainnya seperti salah satunya bahkan di mobil mainan

Namun, Tak hanya itu saja, Karena  Sphelar cells juga hadir dalam bentuk bulat. Sel surya dengan proses teknologi tersebut lebih efisien dan biaya pembuatannya juga jauh lebih murah.

Hasil pengembangan Kyosemi, merupakan sel surya berbentuk bulat sempurna yang bisa dibuat dengan ukuran diameter 1mm. Sel surya tersebut bisa disusun secara serial ataupun paralel dengan menggunakan ratusan bahkan ribuan sel untuk membuat panel surya dalam berbagai bentuk.

Meskipun tampaknya tidak memberikan perbedaan besar dari sel surya lainnya, keuntungan praktis sel surya dengan bentuk tidak datar adalah tidak harus menghadap ke arah sinar matahari dengan tepat. Kenyataannya, Spheral bisa menghasilkan listrik dari sinar matahari yang mengenainya langsung ataupun tidak langsung.

Metode pembuatannya juga efisien. Silikon yang diperlukan lebih sedikit dibandingkan dengan sel surya konvensional. Sphelar dibentuk dengan mengkristalkan lelehan silikon yang dijatuhkan dari ketinggian 14 meter.

Barangkali yang paling menarik adalah kemampuannya untuk dibentuk sesuai dengan tempat dan bentuk yang diinginkan. Entah itu untuk tempat-tempat yang sulit dibayangkan atau bahkan digunakan di dalam kaca jendela. (ar/otk/phj) www.suaramedia.com

GM Bikin Robot Astronot NASA Untuk Jelajah Angkasa

WASHINGTON  (Berita SuaraMedia) Misi luar angkasa selama ini harus dilakukan penuh ketelitian dan kehati-hatian karena di luar angkasa paparan radiasi langsung tanpa hambatan. Seorang astronot pun harus mengikuti prosedur yang ketat dan menggunakan pakaian khusus agar aman selama menjalankan pekerjaannya antariksa NASA tengah giat membuat sebuah robot astronot humanoid. Robot canggih ini kemungkinan suatu hari nanti, bakal menggantikan berbagai tugas manusia kala menjalankan misi berbahaya di luar angkasa.

Namun, pada masa mendatang semua itu mungkin tak perlu dikhawatirkan. Saat kebutuhan eksplorasi luar angkasa semakin kompleks, robot banyak membantu menggantikan pekerjaan manusia di luar angkasa. Visi tersebut akan diwujudkan Badan Antariksa AS (NASA) dengan menggandeng General Motors. Keduanya sepakat bekerja sama mengembangkan robot astronot yang bisa digunakan untuk mengerjakan misi-misi berisiko tinggi dan berbahaya.

"Tantangan kami saat ini adalah membuat mesin yang bisa membantu pekerjaan manusia dan mengeksplorasi ruang angkasa," ujar Mike Coats, direktur di Pusat Ruang Angkasa Johnson dilansir Computerworld. Laboratorium milik NASA itu sebelumnya sudah merancang robot astronot yang diberi nama Robonaut bekerja sama dengan Defense Advanced Research Project Agency (DARPA). Robonaut dibuat pada 10 tahun lalu dan dirancang untuk melakukan penjelajahan ruang angkasa yang jauh.

Robot yang dikembangkan dengan GM akan diberi nama Robonaut2. Robot itu akan didesain dengan teknologi tercanggih dan kemampuan yang jauh lebih baik layaknya robot humanoid, antara lain kemampuan menyentuh dengan lembut dan barang yang kecil serta kekuatan yang ekstra jika diperlukan untuk mendorong atau mengangkat.